Ticker

6/recent/ticker-posts

Tim DLH Rohil Turun Ke PT. BSS Terkait Bau Busuk Yang Dilkeluhkan Murid SDN 017


ROHIL- Tim DLH Kabupaten Rohil turun langsung ke Sekolah SDN 017 Kepenghuluan Bangko Sempurna Balam Km 22 menuju ke Pabrik PKS PT.BSS terkait keluhan bau busuk dari PKS tersebut.

Tim DLH Rohil yang dipimpin langsung M.Nurhidayat SH sebagai Kabag Penataan dan Carlos Roshan ST melakukan pemantauan langsung ke lokasi bau limbah dan ke Pabrik PKS PT. BSS  pada Kamis 13/09/2018 pukul 14.30 Wib.

Setelah sampai di sekolah SDN 017 Bangko Sempurna, Tim DLH langsung bertemu masyarakat dan perwakilan guru SDN 017 Amriadi mengatakan, kasihan melihat anak-anak sangat mengganggu kegiatan proses belajar mengajar.

"Anak murid sering terlihat menutup hidung untuk mengurangi bau busuk yang sangat mengganggu," ucap Amriadi.

"Kami mohon pak, bau menyengat dan suara bising itu dikurangi lah, kami bukan mau permasalahkan pembangunan pabrik itu, namun fikirkan jugalah kami," ujar Amriadi dihadapan pihak Managemen perusahaan PT BSS dan DLH serta puluhan ibu ibu warga lainya yang hadir ketika Tim DLH ingin mngetahui kondisi sebenarnya di lokasi sekolah.

Hal senada juga disampikan Pandi (40) warga Bangko Sempurna, mereka bukan mau mengganggu pabrik itu, namun mereka hanya ingin perusahaan itu bisa mangurangi bau menyengat.

"Baunya itu kadang pagi, kadang siang, kadang malam nggak tentu. Karena mengikut arah angin. Kalau angin pas ke sini bisa sampai kepala pusing, tenggorokan kering, yang tak kuat sampai muntah-muntah," tutur Pandi kepada Tim DLH dan pihak PT. BSS saat menceritakan keadaan yang dialami warga.

Menanggapi keluhan warga tersebut, Mhd. Yulianus selaku Manager HRD PT. BSS didampingi Iqbal Gajali Lubis selaku Mill Manager mengatakan.

Pihaknya atas nama perusahaan meminta maaf kepada murid serta guru dan warga atas kondisi yang ada saat ini.

"Kami akan terus berusaha untuk mengurangi bau busuk itu, namun kami berharap kepada warga agar bersabar untuk menunggu tim dari DLH untuk mengukur bau ambang batas udara yang dihasilkan pabrik kami," ucap Yulianus kepada warga.

Disamping itu Mardiana Purba salah satu warga yang ikut turun ke lapangan mencoba menjelaskan kepada awak media, bahwa Pabrik PT. BANI yang lebih dulu berdiri yang berada di wilayah mereka, warga tidak begitu merasakan bau limbah dari pabrik tersebut.

"Kami tidak butuh telur lima butir dan susu dua kaleng yang pernah diberikan PT. BSS, sebagai ganti puding bagi warga sini. Kami hanya ingin bau busuk dan suara bising itu berkurang," ujar Mardiana.

"Namun jika ini terus berlanjut, maka kami gak tahan lah. Tentunya kami akan melakukan aksi demo," ancamnya.

Setelah seleasai melakukan verifikasi dilapangan, Tim DLH dan perwakilan guru SDN 017 bersama pihak perusahaan langsung menuju pabrik PKS PT. BBSS untuk membuat berita acara hasil dari verifikasi dari lapangan.

Adapun hasil dari verifikasi bersama pihak perusahaan Pabrik PKS PT.BSS sebagai berikut,

-Air cucian pabrik air kalsium dan air blowdown boiler dibuang langsung keparit alam.

-Terdapat kolam kecil yang berdiameter lebih kurang 2-3 Meter, yang berada disamping Ipal kolam 8,air yang didalam kolam kecil tersebut berwarna kecoklatan dan berbau.

-Tidak terdapat plank nama intuk kolam Ipal, perusahaan belum melakukan pemantauan emisi udara dan udara Ambien setiap (6) Bulan sekali.

Tindakan yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan PKS PT. BSS yaitu wajib melakukan hal-hal sebagai berikut,

-Menghentikan kegiatan pembuangan air lindi dari janjangan kosong keparit alam.

-Menghentikan kegiatan membuang air limbah yang berasal dari cucian pabrik, aor kalsium, serta air blowdown boiler ke rawa-rawa.

-Air limbah, air cucian pabrik, air kalsium, air blowdown boiler dan air lindi dari janjangan kosong dialirkan ke Ipal.

-Memindahlan kolam kecil yang berdiameter lebih kurang 2-3 Meter yang berada disamping Ipal kolam 8.

-Memperbaiki Flat bed land yang berada disamping Ipal kolam Coolin.

-Membuat plank nama setiap kolam Ipal.

-Melakukan pemantauan emisi udara dan udara Ambien setiap (6) Bulan sekali.





Penulis: Toni Octora