ROKAN HILIR - Kali ini bau limbah produksi pembuatan tahu yang dikeluhkan warga kepenghuluan Bangko Lestari, kecamatan Bangko Pusako, terletak dipemukiman warga dusun Antara, RT 04/RW 02, gang Mawar.
Berdasar pantauan di lapangan, limbah pabrik tahu tersebut dikumpulkan terlebih dahulu kesalah satu kolam, dan setelah penuh pihak pabrik tahu mengalirkan ke grenase yang ada di permukiman padat penduduk.
Warga juga mengatakan bahwa endapan itu berada diparit yang berada tepat disamping Masjid Istiqomah, sehingga umat muslim yang menjalankan shalat merasa terganggu akibat dari aroma bau yang ditimbulkan oleh endapan limbah tahu tersebut.
Menurut M.Suhendrik (30) Selalu mencium bau pas musim kering, dari hasil endapan aliran limbah tahu yang di sengaja oleh pihak pengusaha, karena rumahnya dipinggir gorong gorong itu cuma berjarak 5 meter.
"Cuman karna saya orang baru gak branikan, kalau dulu sebelum kami muayawarah dengan warga warga sini meresahkan kali, sama anak terasa tapi gak sempat patal gitu lah. Bauknya ini gak tahan saya rasakan, kalau yang setelah musyawarah warga paling pun seminggu tiga kali bauk limbahnya," terangnya.
Lanjut Hendrik, wktu sebelum sebelumnya tiap hari, kalau waktu hujan enggak terasa baunya karna sudah bercampur air hujan, dan endapan endapannya gak terasa bau, namun setelah itu bauk nya menyengat sekali.
Sarifuddin (48) mengatakan limbah tersebut terlalu bauk, sepengetahuanya mengalir limbah itu seriap hari, dan itu sudah enam tahunan dirasakan oleh warga sekitar, dan sebelumnya sudah banyak solusi, dengan membuat surat perjanjian di kantor kepenghuluan Bangko Lestari, namun katanya Sampai sekarang belum terealisasi.
"Kalau enggak bauk lagi, boleh berdiri asal tidak bau, tidak merasa keberatan ada nya pabrik itu, tetapi yang berat terlalu bauk limbahnya, udah capek selalu begitu, selalu juga bauk," kesal nya.
pa bila,suret perjanjian ada lima poin,apa bila masih bau di hentikan sementara,seingat saya yang bertanda tangan Masyarakat sini 30 kk,dari mulai Najir masjid sampe depan.
"Hentikan dulu atau pindahkan, kalau masalah pabriknya kami tidak keberatan, karna sesuai dengan perjanjian itu, tidak ada iri hati masalah dagang tahu, malah orang tua saya pun kerja disitu, saya mendukung membuat lapangan kerja tapi bauknya ini," keluh Sarif.
Penghulu Bangko Lestari Joni Limbong, Selasa (18/9/18) saat dikonfirmasi dilokasi kejadian mengatakan setelah mendengar penjelasan warga ia akan berpihak kepada masyarakat, sesuai kemauan masyarakat tentang limbah tersebut, sebab identik dengan kesehatan manusia, kesehatan lingkungan warga,kepenghuluan akan melindungi karna kesehatan menurutnya harta paling berharga.
"Ya ini sedikit begini, di poin itu ada satu sampai lima semalam itu, tapi salah satunya poin itu ada di kerjakan tapi tidak maksimal, termasuk masalah penyulingan air limbah itu, ketengki untuk di buang ke tempat yang lain kan gitu, nah kalau di perjanjian itu sampe habis, ini apakah abis apa tidak hanya yang tau karyawan pabrik," jelas penghulu
Penghulu memetakan kepenghuluan akan tetap menindak lanjuti, hari ini mereka akan cek kelapangan dulu, apa inti dari lapangan, cek melalui camat dan dinas kesehatan, menurutnya, intinya kepenghulun juga harus minta persetujuan, pendapat, petunjuk dari atasan.
"Nah kita selaraskan apa ke inginan masyarakat, apa petunjuk dari atasan, kita sekarang ini kan pada ini nya kita sebagai penghulu, kita tetap melayani apa kemauan dan keinginan dari masyarakat," katanya.
Penulis: Taufik Saragih