ROKAN HILIR- Penghulu (Kepala Desa) merupakan Pemimpin masyarakat di suatu Desa/Kampung, sehingga segala sesuatu yang terjadi terhadap masyarakatnya dalam batas kewajaran adalah satu tugasnya untuk menaggapi secara serius, apa lagi permasalahan pencemaran lingkungan yang meresahkan masyarakatnya dan dapat menimbulkan penyakit bagi masyarakat.
Seperti baru-baru ini masyarakatnya sangat resah akan pemcemaran limbah PKS PT. BSS yang menimbulkan bau busuk. Yang mana tidak hanya masyarakat, namun juga berimbas kepada guru dan murid SDN 017 sangat terganggu akan bau busuk limbah tersebut.
Namun, sepertinya harapan sebagian masyarakat kepada Penghulu Bangko Sempurna yang bernama Sariyem Spd.i ini seakan sirna.
Pasalnya, sang Penghulu diduga tak ambil pusing atas permasalahan yang diderita masyarakatnya dan juga dinilai kurang sigap.
Saat dikonfirmasi media Gopesisir.com, via seluler pribadinya Sabtu (15/9/18) sore, Sariyem dengan gamblang yang terkesan sedikit menyalahkan masyarakatnya mengatakan.
“Ya namanya masyarakat banyak, bukan satu, ya wajar saja. Ini pun ributnya baru-baru ini, karena habis hujan itu,” ujarnya.
Dilanjutnya, terkait keluhan warga, Sariyem tidak membantah beredarnya berita yang terjadi dilapangan. “Ya namanya warga lah, ada yang seneng jika lahannya kena, sebab bisa menjadi pupuk. Mana yang gak ada lahan, ya tidak seneng. Namanya warga banyak gak satu,” katanya.
Dijelaskan kembali, dulu pernah kejadian yang sama terkait limbah seperti ini, PKS PT. BANI namanya. “Ya namanya PKS ya pasti limbahnya bau, ya macem mana lah?,” beber Penghulu.
Dirinya baru-baru ini sudah mengkonfirmasi ulang kepihak perusahaan PT. BSS terkait apakah sudah ada putusan yang diserahkan DLH Rohil saat mengambil sample saat turun waktu itu.
“Kalau pihak DLH datang membawa hasilnya nanti dikoordinasi ulang ya buk,” tiru ucapnya, dari pihak PT. BSS.
Atas tanggapan sang Penghulu, salah seorang warga yang namanya enggan disebutkan, memberi tanggapan atas pernyataan Penghulu Bangko Sempurna tersebut.
“Semestinya selaku Penghulu setempat, jangan hanya diam seperti tak ada kejadian. Apakah lazim seorang pemimpin desa, ada warganya mengalami musibah pencemaran, malah disalahi," ungkap seorang warga ini.
"Sebagai seorang pemimpin kami di desa ini, penghulu wajib mediasi warganya terhadap perusahaan tersebut. Jadi biar tidak ada kesan diduga duga ada permainan dibelakang layar,” imbuh warga.
Diketahui, Puncak persoalan bau limbah busuk itu bukan sekedar meresahkan warga, namun terparahnya siswa didik mengalami dampak yang sama. Disini seharusnya penguasa wilayah terutama Datuk/Datin/ Kepenghuluan atau Lurah merespon secara cepat, agar dampak yang lebih parah tidak melanda desa tersebut.
"Gandeng secara bersama dinas-dinas terkait dan Bupati harus mengetahui apapun itu hasilnya, biar terbuka dengan jelas serta dipublikasikan," gumam warga ini lagi.
Lanjutnya,"Jika perundang-undangan dan peraturan daerah ada, lantas tidak dijalankan dan ditegakkan oleh aparatur desa, wajar masyarakat menafsirkan pikiran-pikiran negatif kepermasalahan tersebut. Sehingga berpikiran, ada apa…?." pungkas warga.
(Red)