ROHUL - Tugas utama polisi adalah Melindungi, Mengayomi dan Melayani Masyarakat, yang bertujuan untuk melindungi masyarakat agar tetap aman di dalam negaranya sendiri.
Beda ceritanya dengan oknum Personil Lantas Polres Rokan Hulu berinisial SRP yang berpangkat Bripka ini. saat melakukan Razia dengan memproses surat tilang kendaraan yang bermasalah, diduga oknum ini kerap membentak bentak masyarakat yang sudah terkena razia dan ditilang di jalan umum.
masyarakat yang terkena tilang ibarat pepatah mengatakan sudah jatuh di timpa tangga lagi, sudah di tilang di bentak bentak lagi, hal itu terjadi di jalan Tuanku Tambusai Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, Sabtu (29/2/2020)
Jelas terlihat awak media ini saat seorang pengendara mobil pribadi berinisial BR Sinaga yang terjaring razia dan di tilang salah satu oknum Personil Lantas Polres Rohul berinisial SRP.
BR Sinaga yang berketepatan sedang membawa orang tuanya berobat, oleh karena BR Sinaga buru buru ingin cepat orang tuanya mendapat pertolongan berobat sehingga sampai lupa bawa STNK kendaraan pribadinya.
Saat sudah berada di lokasi razia, oknum SRP langsung menghentikan kendaraan pribadi BR Sinaga, dan spontan BR Sinaga minta tolong dengan niat agar diperbolehkan lewat untuk secepat mungkin orang tuanya mendapat pertolongan berobat, tetapi tidak berhasil dan membuat orang tua BR Sinaga merasa bosan dan jenuh karena begitu lama menunggu di lokasi razia.
Melihat BR Sinaga adu argumen dengan SRP langsung awak media ini menyambangi BR Sinaga. Saat BR Sinaga dikonfirmasi awak media ini mengatakan,"iya Mas saya tadi memang buru buru ingin bawa ibu berobat sehingga saya lupa bawa STNK Mobil saya ini, saat saya di stop bapak bapak Polantas ini saya melihat dompet saya, yang ada terikut di dalam dompet saya adalah potocopy STNK, dan saya di paksa untuk menjemputnya," ungkapnya.
"Saat saya minta tolong agar saya diperbolehkan lewat untuk secepatnya membawa orang tua saya berobat, SRP yang berpangkat SERKA itu langsung membentak bentak saya dengan nada suara yang kuat, seolah memperlakukan saya seperti penjahat. Walaupun saya sudah mengatakan bahwa suami saya sudah menyusul dari belakang untuk membawa STNK mobil ini, tetap saya tidak diperbolehkan SRP. itulah yang membuat emosi saya naik sehingga tadi saya adu argumen dengan SRP, sungguh tidak layak seorang polisi yang sudang dipercaya negara untuk melayani masyarakat berlagak preman," tambah BR Sinaga.
Di tempat yang sama kejadian serupa juga dialami supir mobil Pik up IHM yang sedang bermuatan air minum AQUA besar, ikut terjaring rajiah Polantas Polres Rohul, IHM mengatakan," tadi saya tidak tau pak bahwasanya ada rajia di jalan ini saya lewat saja dan tiba tiba saya di kejar polisi yang ada di ujung sana dan saya di bentak bentak oknum polantas itu, IHM seraya menunjuk oknum polantas yang berinisial SRP. seharus nya bila saya di tilang cukup di tilang saja jangan di bentak bentak seperti memperlakukan Binatang saja",ungkap nya.
Saat awak media ini bertanya kepada saudara berinisial IHM tentang apa kesalahan yang diperbuatnya sehingga bisa sampai ikut terjaring rajia dan ditilang ,IHM mengatakan,"begini pak memang saya akui saya salah tetapikan tidak manusiawi dia membentak bentak saya seperti binatang, seperti membentak pembunuh saja saya di buat nya.betul saya salah sim saya tidak ada dan Pajak kendaraan saya mati,ya kalau mau di tilang di tilang saja jangan pakai bentak seperti saya bukan manusia saja".
"Pak saya bisa minta tolong,saya kurang mengerti bagaimana cara mengurus tilang ini. berhubung pak saya hanya supir pengantar air AQUA ke rumah rumah konsumen ungkap IHM seraya minta tolong kepada awak media ini, dan langsung awak media ini memberitahukan kepada IHM agar menghubungi pemilik mobil Pik up".
Tidak berapa lama pemilik mobil Pik up berinisial FZ datang menghampiri lokasi rajia,dan memperhatikan berapa harga tilang yang sudah tertera,melihat surat tilang yang tidak ada jumlah rupiah,FZ langsung menghampiri petugas Polantas yang merajia mobilnya guna untuk mempertanyakan berapa yang harus di bayarkan agar bisa terlepas dari rajia polantas Polres Rohul.
Mengetahui harga tilang yang harus di bayarkan sejumlah 650.000,- FZ merasa terlalu besar harus dibayarkan sebanyak itu,dan FZ yang tadinya juga sudah minta tolong kepada awak media ini, untuk mendampingi FZ dan berusaha minta tolong kepada petugas rajiah agar bisa meringankan beban harga tilang,spontan Petugas rajia SRP mengeluarkan suara yang keras seraya berkata,"ada apa lagi..!! Bapak maunya apa...!! Kalau sudah salah yasalahla...!! saya tidak bisa bantu Bapak, Saya ini masih bertugas kalian jangan menghalangi petugas ungkap SRP dengan nada membentak.
Mendengarkan suara bentakan yang kuat itu FZ yang sudah tua,berumur 54 tahun.merasa tidak di hargai dan tersinggung, merasa di lecehkan langsung berangkat ke bank BRI terdekat untuk membayarkan jumlah rupiah sesuai yang sudah tertera di surat tilang, dan kembali bersama awak media ini ke lokasi rajia untuk memberikan slip pembayara tilang kepada petugas polantas yang masih bertugas saat itu.
FZ yang sudah berumur 54 tahun merasa tersinggung tadinya mendapat bentakan dari salah satu petugas polantas oknum berinisial SRP. FZ langsung menegur SRP dengan niat mengingatkan agar SRP tidak melakukan hal yang sama kepada masyarakat lainnya FZ mengatakan.
"anda itukan seorang polisi,kenapa tadi anda membentak saya,apa anda pikir saya binatang.ingat anda dipercaya oleh negara untuk menjadi polisi itu bukan untuk memberlakukan masyarakat seperti seekor binatang, tetapi untuk menganyomi masyarakat,masa kamu diangkat jadi seorang polisi membentak bentak masyarakat".
"Ingat aku rasa negara sudah cukup memberikan kesejahteraan kepada kepolisian, dan ingat, kami ini masrakat yang punya harga diri, jangan perlakukan kami seperti binatang,perlu kamu ketahui itu seragam polisi yang melekat kamu gunakan mulai dari kepala sampai ke kaki anda itu adalah pemberian masyarakat jadi jangan sombong,mentang mentang sudah jadi polisi",ungkap nya.
Tidak mau kalah SRP selaku anggota polantas Polres Rohul menjawap dengan lantang,"memang kenapa rupanya kalau suara saya kuat, kalau suara saya kuat itu sudah bawaan lahir.kalian mau apa",ungkap SRP dengan lantang berlagak seperti preman.
Ditempat yang berbeda saat dikonfirmasi terkait adanya seorang oknum polantas yang kerap membentak bentak masyarakat yang sudah terjaring rajia, Kanit Regident IPTU Rudi Sudaryono menanggapi dan mengatakan," Oke Pak, terimakasih atas masukannya, ini merupakan feedback bagi kami untuk bahan evaluasi kepada anggota di lapangan",ungkap nya.
Penulis: Liber