Ticker

6/recent/ticker-posts

Artikel:Pentingnya Upaya Menumbuhkembangkan Pendidikan Siswa Yang Berkarakter


Membentuk iswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan keputusan moral yang harus ditindak lanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat seseorang.

Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar, dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul yang di indentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai - nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekkan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.

Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus antara lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga, dan masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat proses pembentukan tersebut.

Di samping itu, tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai - nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.

Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata - mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai - nilai etika, estetika, dan budi pekerti yang luhur. Selain itu karakter yang harus dimiliki siswa diantaranya yaitu kerja sama, disiplin, taat, dan tanggung jawab. Dan yang terpenting adalah praktekkan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen sekolah

               Menumbuhkan bangsa yang berkarakter memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pengajar dan pemerintah harus bekerja sama dalam mengikis nilai-nilai kebebasan dan individualisme  yang melekat dalam diri pelajar. Terlepas dari itu, keluarga juga turut membentuk karakter seseorang sedari dini. Keluarga harus menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan pemahaman yang benar seputar karakter. Karakter dapat ditumbuhkan dari sikap keteladanan seseorang yang menjadi cerminan bagi orang lain.

                Karakter ibarat sebuah pijakan yang menghantarkan kemajuan suatu bangsa. Tugas kita sekarang sebagai pelajar, pengajar, pemerintah, dan keluarga adalah menggali kembali nilai-nilai kebenaran yang tergerus oleh arus zaman. Karakter akan menempatkan manusia pada posisi yang tepat dan potensi yang maksimal. Maka mari kita wujudkan bangsa yang berkarakter dengan membenahi pola pikir dan mentalitas kita selama ini.

                Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa.Pemahaman tentang berbagai potensi peserta didik mutlak harus dimiliki oleh setiap pendidik.

            Arti kata dari karakter itu sendiri bisa bermakna akhlak, budi pekerti, sifat, perilaku, watak dan tabiat. Karakter seseorang disengaja atau tidak, bisa didapat dari orang lain di dekatnya atau yang sering berinteraksi dan berkomunikasi serta dapat mempengaruhinya sehingga ia mulai meniru ucapan maupun tingkah laku orang tersebut. Sebagai contoh seorang anak cenderung untuk meniru perilaku orang tuanya.

            Menumbuhkan bangsa yang berkarakter memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pengajar dan pemerintah harus bekerja sama dalam mengikis nilai-nilai kebebasan dan individualisme  yang melekat dalam diri pelajar. Terlepas dari itu, keluarga juga turut membentuk karakter seseorang sedari dini. Keluarga harus menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan pemahaman yang benar seputar karakter. Karakter dapat ditumbuhkan dari sikap keteladanan seseorang yang menjadi cerminan bagi orang lain. Saat ini pendidikan menjadi isu hangat yang dibicarakan di Indonesia. Berbagai media massa dan elektronik menyajikan berita seputar wajah pendidikan Indonesia saat ini, mulai dari kasus plagiarisme hingga anak putus sekolah. Kasus yang terjadi di lembaga pendidikan ini telah mencoreng citra pendidikan Indonesia di mata internasional. Dunia internasional mulai meragukan kualitas dan kompetensi lulusan Indonesia akibat kasus pelanggaran akademis yang terjadi. Pendidikan ibarat sebuah kunci untuk membuka pintu dunia. Pendidikan memegang peranan penting bagi kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengutamakan pendidikan bagi warganya. Berbagai inovasi, pemikiran, penemuan, dan ide-ide cemerlang lahir dari proses pendidikan. Pendidikan membuat suatu bangsa berpikir kreatif, kritis, dan ingin tahu. Bangsa yang tidak mengenal pendidikan lambat laun akan tergerus oleh arus zaman

           Pendidikan karakter sendiri dapat diberikan di lembaga pendidikan sedari dini. Pelajar harus diajarkan dan dibina untuk menjadi pribadi yang berkarakter. Karakter manusia sendiri mencakup nilai-nilai luhur, integritas, kekuatan mental, tenggang rasa, semangat kerja sama, dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Karakter akan membuat seseorang menjadi cerdas, baik secara intelektual maupun moral

            Peran Guru sebagai ujung tombak terdepan dalam membentuk karakter peserta didik juga sangat menentukan sekali, disinilah peran guru benar-benar diuji tugas pokok dan fungsinya sebagai pendidik, guru sudah tidak boleh lagi santai atau bahkan setengah hati dalam proses membentuk karakter peserta didik. Pepatah jawa mengatakan guru adalah digugu lan ditiru, tindak tanduknya harus sesuai dengan apa yang diucapkan, berakhlak mulia, berbudi pekerti yang luhur, sehingga peserta didik akan lebih mudah meniru atau meneladani apa yang dilakukan oleh gurunya. Jadi sosok dan peran guru menentukan terbentuknya karakter peserta didik

            Karakter ibarat sebuah pijakan yang menghantarkan kemajuan suatu bangsa. Tugas kita sekarang sebagai pelajar, pengajar, pemerintah, dan keluarga adalah menggali kembali nilai-nilai kebenaran yang tergerus oleh arus zaman. Karakter akan menempatkan manusia pada posisi yang tepat dan potensi yang maksimal. Maka mari kita wujudkan bangsa yang berkarakter dengan membenahi pola pikir dan mentalitas kita selama ini.

MARTINI,SE merupakan guru aktif di SMAN 2 Bantan