Ticker

6/recent/ticker-posts

Artikel : "Teacher's Completeness"


PENULIS: FRIANITA RISWANDI GABAN, S.Si

Guru sebuah profesi yang sangat mulia. Peran guru sangat penting di Indonesia bahkan seluruh dunia. Guru adalah sosok yang dapat mencerdaskan anak bangsa. Guru mendidik dan mengajar di lembaga pendidikan formal maupun non formal. Sekarang ini guru sudah banyak yang mengenyam pendidikan sampai mendapat gelar sarjana pendidikan (S1), magister pendidikan (S2), maupun doktor (S3). 

Untuk dapat mencerdaskan anak bangsa, guru harus selalu belajar, karena meskipun sudah menjadi guru tetap harus mengetahui informasi terbaru yang harus diketahui oleh guru. Guru harus menguasai Iptek dan teknologi informasi komputer (TIK). Guru harus mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi, salah satunya penggunaan laptop dan LCD proyektor yang dapat mendukung penyampaian materi di kelas. Guru harus melek teknologi, agar tidak terlindas oleh kemajuan teknologi yang makin tahun makin berkembang.

Salah satu pendukung tugas seorang guru adalah guru harus taat administrasi. Administrasi yang penulis maksudkan di sini adalah administrasi yang berkaitan dengan perangkat mengajar guru. Mulai dari membuat program tahunan, program semester, silabus, kriteria ketuntasan minimal (KKM), rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), skenario pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), buku batas pelajaran, buku kasus pelajaran, daftar nilai yang lengkap dengan mencantumkan jurnal penilaian sikap yang sesuai dengan penilaian kurikulum 2013, dan analisis soal ulangan dan ujian semester siswa.

Untuk hal administrasi guru ini, banyak para guru yang tidak membuat perangkat-perangkat tersebut secara lengkap. Kelihatannya kelengkapan ini sepele, tetapi fungsinya sungguh sangat membantu guru dalam pembelajaran, mulai dari merencanakan pembelajaran sampai pada penilaian yang akurat sesuai dengan yang tercantum di daftar nilai sebagai bukti fisik. Jadi nilai yang dimasukkan ke buku rapor siswa adalah benar hasil capaian dari siswa itu, bukan hasil rekayasa guru atau muncul nilai siluman (nilai ada tetapi siswanya mungkin sudah pindah sekolah atau berhenti). Daftar nilai yang lengkap dan rapi sangat diperlukan agar nilai siswa tidak tertukar. Jadi jika suatu saat diperlukan daftar nilai ini bisa dilihat kembali. Para guru sebaiknya mengarsipkan semua perangkat pembelajaran yang dimiliki setiap tahun, agar jika suatu saat diperlukan, perangkat-perangkat tersebut masih bisa dilihat.

Perihal rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan program tahunan, program semester, kalender pendidikan, silabus, kriteria ketuntasan minimal (KKM), soal-soal latihan dan ulangan, dan lembar kerja siswa (LKS), tidak semua guru yang melengkapinya. Padahal jika dibuat lengkap akan terlihat kesiapan seorang guru untuk melakukan aksi di dalam kelas demi mengajar dan mendidik siswanya. Jika guru bisa menyampaikan materi sesuai dengan yang telah direncanakan dalam RPP, maka pembelajaran yang diharapkan sukses akan tercapai. Apalagi jika dalam RPP tercantum pembelajaran aktif, pendidikan karakter, dan literasi. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah. Guru yang dapat menyiapkan semua perangkat tersebut tidak hanya sebagai pemenuhan administrasi guru tetapi juga digunakan dalam keseharian ketika mengajar, guru-guru inilah yang patut diacungi jempol. 

Selain daftar nilai dan RPP, guru juga harus menganalis ulangan harian siswa yang dilakukan guna meneropong kemampuan siswa, kevalidan soal, dan juga tingkat kesulitan soal. Semua ini berguna untuk kelanjutan proses pembelajaran. Jika siswa sudah tuntas dalam ulangan harian tersebut, maka siswa tersebut diberikan soal-soal pengayaan, namun jika siswa tidak tuntas dalam ulangan harian tersebut, maka siswa diberikan remedial dengan cara mengulang kembali menjelaskan materi kepada siswa yang tidak tuntas. Setelah itu siswa diberikan soal dengan bentuk yang sama dengan soal ulangan harian yang mereka tidak tuntas. Kegiatan remedial bisa dilakukan lebih dari satu kali tergantung pada ketuntasan siswa. Jika siswa tersebut sudah bisa menjawab soal-soal remedial dengan nilai yang sudah melebihi KKM, maka siswa tersebut sudah tuntas. Namun jika pada remedial pertama siswa belum bisa mencapai nilai KKM, maka harus dilakukan remedial kedua. Dan seterusnya lakukan remedial lagi jika siswa belum juga mencapai nilai yang tuntas. Nilai-nilai yang dicapai siswa ini sebaiknya terbukukan rapi di dalam daftar nilai mulai dari nilai ulangan, nilai remedial 1, 2, dan seterusnya. Untuk siswa yang sudah tuntas yang mendapatkan program pengayaan, lakukan pencatatan nilai pengayaannya di daftar nilai.

Penilaian sikap juga harus dituliskan di dalam jurnal sikap. Sebaiknya jurnal sikap dijadikan satu jilid dengan daftar nilai karena jurnal sikap juga merupakan penilaian terhadap siswa. Namun penilaian sikap siswa bukan dalam bentuk angka melainkan tertuang dalam bentuk deskripsi sikap. Masing-masing guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran mempunyai jurnal sikap para siswanya. Jurnal sikap ini direkap oleh masing-masing guru sesuai dengan yang tertulis di jurnal sikapnya pada saat akan memberikan nilai kepada wali kelas untuk diisikan ke nilai rapor. Nilai yang diserahkan kepada wali kelas dalam bentuk nilai sikap spiritual, sikap sosial, dan nilai pengetahuan. Untuk memudahkan kerja walikelas, nilai-nilai dari guru mata pelajaran diserahkan dalam bentuk softcopy kepada para wali kelas. Hal ini dilakukan juga sebagai sebuah kemajuan guru dalam menggunakan IT. Setelah semua softcopy nilai mata pelajaran terkumpul di wali kelas, maka tugas wali kelas meng-copy-paste nilai-nilai tersebut ke aplikasi nilai rapor. Aplikasi nilai rapor masing-masing sekolah berbeda. Namun meskipun berbeda, maksud dan tujuan aplikasi rapornya sama yaitu mencantumkan seluruh capaian siswa baik nilai sikap maupun pengetahuan siswa dalam satu semester.

Dalam satu semester sebaiknya guru melaporkan paling tidak kepada wakil urusan kurikulum sekolah atau bahkan langsung kepada kepala sekolah perihal perangkat yang telah dipersiapkan, agar wakil urusan kurikulum mengetahui kinerja para guru di sekolah. Suatu saat jika pengawas sekolah datang berkunjung dan menanyakan tentang perangkat-perangkat tersebut maka wakil urusan kurikulum sudah mempunyai datanya. Tidak seperti yang selama ini terjadi, wakil urusan kurikulum sibuk mendata perangkat yang sudah dibuat guru pada saat mendapat kunjungan dari pengawas sekolah.


PENULIS:
FRIANITA RISWANDI GABAN, S.Si Merupakan Guru SMPN 14 Dumai, beliau aktif dalam kegiatan literasi, beberapa artikelnya menjadi pilihan beberapa media online seperti seputarriau.co, Tabloid My Love Islam dan Era Publik.com. kini aktif dalam penulisan karya karua yang lain.