Ticker

6/recent/ticker-posts

Artikel: 3 M (Media, Metode, Dan Materi) Pembelajaran Online

 

Adanya virus covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Dengan adanya virus covid-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan seperti ini pun guru masih tetap harus melaksanakan kewajibanya sebagai pengajar, dimana guru harus memastikan siswa dapat memperoleh informasi/ilmu pengetahuan untuk diberikan kepada siswa. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental). 

Pembelajaran jarak jauh atau daring ini dimulai pada tanggal 16 maret 2020, dimana anak mulai belajar dari rumahnya masing-masing tanpa perlu pergi kesekolah. Berbicara mengenai pembelajaran jarak jauh atau daring maka pentingnya penguasaan ilmu teknologi bagi seorang guru agar pembelajaran jarak jauh tetap berjalan dengan efektif disaat pandemi seperti ini. Guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran diantaranya dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Tuntutan untuk kreatif dalam mengantisipasi berhentinya proses pembelajaran tatap muka di kelas. Hal ini tentu tidak mudah (Raudhah, 2020). Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dimana surat edaran ini menekankan bahwa proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media daring (online). Artinya, proses belajar mengajar bagi peserta didik untuk sementara waktu dilakukan di rumah.

Pembelajaran online dapat berjalan dengan baik pada musim pandemi Covid-19, jika kita sebagai guru dapat menguasai 3M, yaitu media, metode, dan materi. Media adalah terkait dengan platform apa saja yang bisa digunakan guru untuk memastikan pembelajaran daring bisa berjalan. Sudah sangat banyak webinar yang membahas ini. Baik yang dilakukan pemerintah, maupun beberapa lembaga swasta, dalam maupun luar negeri. Guru saat ini sudah semakin kaya dengan berbagai alternatif media atau platform yang bisa digunakan. Baik yang sederhana, maupun platform yang lebih canggih. Misalnya, what'sapp, blog, zoom, webex, google meet, messengger, instagram live, youtube live, G suite, moodle, edmudo, dan banyak lagi yang lain. Beberapa sekolah bahkan mungkin sudah memiliki dan membangun sistem e-learning sendiri. 

Setelah mengenal berbagai alternatif platform atau media pembelajaran online, yang tidak  kalah penting untuk dipelajari para guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring adalah terkait M berikutnya, metode. Ini terkait bagaimana guru men-deliver konten secara efektif. Bagaimana guru bisa menyusun strategi pembelajaran (instructional strategies) daring yang notabene berbeda dengan pembelajaran luring ini secara efektif. Penting diingat bahwa berbagai macam platform itu, mulai dari yang sederhana seperti whatsapp sampai beberapa platform yang lebih kompleks seperti moodle dan G Suite itu hanyalah media atau alat untuk memfasilitasi pembelajaran. Bukan penentu keberhasilan. Sementara kualitas hasil pembelajaran tetap ditentukan oleh bagaimana guru men-deliver materi pembelajarannya. Tidak ada hubungan langsung antara kualitas hasil pembelajaran dengan keren tidaknya platform yang digunakan. 

Menurut ahili beberapa metode pembelajaran yang cocok selama pandemi antara lain : Project Based Learning, menurut Mendikbud metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada pada zona kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini, tentunya juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Daring Method, metode ini rupanya bisa membuat para siswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Seperti halnya membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Metode daring ini sangatlah cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman. Luring Method, luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal. Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Home visit method merupakan salah satu opsi pada metode pembelajaran saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan saat home schooling. Jadi, pengajar mengadakan home visit di rumah pelajar dalam waktu tertentu. Metode ini sangat pas untuk pelajar yang kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan seperangkat teknologi yang mewadahi. Integrated Curriculum. Metode pembelajaran yang satu ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan metode pembelajaran lainnya. Blended Learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.

Terkait desain pembelajara daring, penting bagi guru untuk memastikan adanya interaksi, ada umpan balik, ada komunikasi yang terencana antar siswa dengan guru atau antara satu siswa dengan siswa yang lain selama masa pandemi. Dengan interkasi dan komunikasi yang efektif diharapkan tumbuhnya sense of community diantara siswa dan guru. Guru juga perlu mendesain aktivitas pembelajaran yang variatif. Tidak hanya bertumpu pada video konferensi yang sinkronous, tetapi juga platform belajar dengan moda asinkronous. Guru juga perlu mempertimbangkan pemakaian teknologi yang hightech atau lowtech yang nanti akan berakibat pada pemakaian data siswa. 

Pada saat yang sama, guru tentu perlu memperkaya M berikutnya, materi atau resources (materi ajar). Guru juga harus bergerak dan mengakselerasi kemampuannya untuk mencari atau bahkan membuat materi ajar digital. Setidaknya pandai mendigitalisasi materi yang sebelumnya manual. Pelatihan pembuatan konten digital menjadi juga penting dilakukan. Guru atau dosen perlu membekali diri mereka dengan skill video editing, misalnya. Termasuk bagaimana menyimpan dan mendesiminasi konten digital mereka melalui berbagai platform yang tak hanya bisa diakses secara terbatas oleh siswa, tetapi juga oleh siswa dan siswa lain. 

Sampai di sini porsi webinar yang biasanya lebih banyak 'satu arah' perlu dikurangi. Kegiatan seperti pelatihan (workshop) online yang memungkinkan peserta bekerja dan berlatih perlu diperbanyak. Mari terus bersemangat untuk belajar. Jadikan keterbatasan karena Covid sebagai peluang untuk mempelajari banyak hal. Semakin banyak yang dipelajari guru, semakin besar peluangnya untuk melaksanakan pengajaran yang lebih efektif. Tetap terus bergerak. Jika pandemi ini adalah badai, maka cara terbaik bertahan di tengah badai adalah dengan tetap bergerak ke depan. Bukan diam. Apalagi mundur. Pun, begitu dengan kita para insan pendidikan Indonesia. Terus belajar 3M di atas adalah cara kita bertahan di tengah badai pandemi (Daud, 2020).


Elis Susianti, S.Pd.I merupakan guru aktif SMA Negeri 2 Bantan