Ticker

6/recent/ticker-posts

Aksi Mogok Tim Medis Dan Perawat Akibat Direktur RSUD Lakukan Tindakan Semena-Mena

DUMAI - Seluruh tenaga dari Komite Medis dan Komite Keperawatan di RSUD Dumai pada Selasa (20/04/3021) melakukan aksi mogok tidak melayani masyarakat (pasien) yang hendak berobat di RSUD ini. Sehingga RSUD Dumai ini sejenak mandek dalam pelayanannya. 

Aksi mogok Komite Medis dan Komite Keperawatan ini terjadi dikarenakan merasa tidak mendapat Perlindungan Keamanan dalam pelaksanaan Keamanan Kesehatan di RSUD Dumai. Kemudian para tenaga medis ini menyayangkan buruknya komunikasi pihak Management dalam penyelesaian masalah di RSUD.

Namun, ironisnya Tenguh Widodo selaku staf RSUD Dumai menjabat sebagai kehumasan mengatakan kepada Media, bahwa para tenaga medis merasa tertekan dalam melaksanakan tugas dari keluarga pasien saat berobat.

Tekanan itu mereka dapatkan dari keluarga pasien yang mengaku dari LSM dan oknum Wartawan. Alhasil asumsi sejumlah Wartawan Dumai menganggap, bahwa persoalan mogoknya tenaga perawat dan medis berasal dari LSM dan Wartawan.

Terkait hal ini, media erapublik.com mencoba konfirmasi kepada Dirut RSUD Dumai drg. Ridhonaldi mengatakan, itu merupakan ucapan dari teman-teman komite medis.

"Humas RSUD mengutip tuntutan dokter-dokter," singkat Ridho via Whatsappnya.

Disisi lain, dr. Indrawan selaku bagian dari Komite Medis saat dikonfirmasi mengatakan, bukan itu masalah sebenarnya. Direktur melakukan tindakan semena-mena terhadap perawat dan dokter. 

"Sebagai pimpinan seharusnya beliau bertanggung jawab penuh terhadap keamanan dan kinerja orang-orang yang dipimpinnya. Namun beliau malah membenturkan kami tenaga medis dan keperawatan dengan masyarakat," cetus dr. Indrawan via Whatsappnya.

dr. Indrawan juga menjelaskan, dalam bangsal perawatan ada aturan yang menunggu hanya boleh 1 orang keluarga atau orang yang bertanggung jawab terhadap pasien. Namun ada kejadian, dimana kebetulan saat itu adalah mengaku LSM bisa masuk dan menjadi ramai dan heboh. Kami meminta tanggung jawab direktur sebagai pimpinan untuk kinerja sekurity yang tidak dapat memberikan rasa aman kepada kami.

"Kinerja pihak keamanan RSUD yang kami permasalahkan," tulisnya. 

Lanjut dr. Indrawan menjelaskan, bahwa cara penyelesaian masalah ini yang memuat kami kecewa terhadap pimpinan kami. Yaitu dengan mengumpulkan perawat, dokter yang terlibat saat itu, dan muncul kata-kata akan memotong gaji atau tunjangan untuk masalah itu,.walaupun akhirnya tidak jadi. Tanpa ada klarifikasi masalah dulu.

"Kami sudah menghadap pak walikota dan Plt Kadinkes untuk minta solusi dari masalah ini, namun tidak ada solusi yang diberikan, lalu kepada siapa lagi kami harus mengadu. Ini merupakan pilihan terakhir kami yang terpaksa kami ambil karena merasa diabaikan oleh pimpinan dan pemerintahan." ungkap dr. Indrawan.

Disamping itu, dr. Syaiful selaku Plt Kepala Dinas Kesehatan Dumai saat dikonfirmasi media erapublik.com mengaku kaget dengan adanya ucapan Humas RSUD tersebut, yang mana faktor penyebab aksi mogok tenaga perawat dan medis adanya tekanan dari LSM dan Wartawan. 

"Saya terkejut membaca berita itu, adanya ucapan Humas RSUD tersebut. Semestinya tidak layak menyampaikan hal seperti itu, jika ada persoalan internal ya selesaikan secara internal jangan melebar kemana-mana." tandas Plt Kadinkes ini via selulernya.




(Red)